Buat kebijakan yang bikin daya beli masyarakat meningkat
Janji Presiden
“[...] penyusunan anggaran pro-rakyat, kebijakan ekonomi pro-penciptaan lapangan kerja, dan kebijakan fiskal yang pro-daya beli masyarakat.”
Proker Asta Cita #6 (Poin 10)
“Kebijakan subsidi yang efektif dalam mendorong peningkatan produksi, daya saing, dan yang menjadikan harga terjangkau dan terkendali.”
Proker Asta Cita #6 (Poin 5)
Diambil dari dokumen Visi Misi Prabowo-Gibran
Masalah: Biaya hidup meningkat, daya beli menurun
Kondisi keuangan masyarakat lagi gak baik aja. Ini ditandai dengan pengeluaran bulan Ramadhan yang biasanya jadi tumpuan, tapi belakangan malah makin lemes. Bahkan, pengeluaran tahun lalu paling rendah dalam 5 tahun terakhir. Ini terjadi karena daya beli masyarakat menurun. Gimana enggak? Pertumbuhan gaji juga bergerak turun dalam 5 tahun terakhir, tapi harga barang makin naik. Buat warga yang nyicil rumah, cicilan juga makin berat karena bunga KPR terus naik ngikutin suku bunga BI.
Data dan fakta penting
Angka pertumbuhan gaji menurun di tengah naiknya harga kebutuhan pokok. Pertumbuhan gaji 2024 turun jadi 2,8%.
Kelas menengah terpaksa pakai tabungan untuk kehidupan sehari-hari, terlihat dari turunnya saldo tabungan rumah tangga dari Rp5,05 juta (Feb 2022) jadi Rp4,16 juta (Nov 2024).
Survei Konsumen BI menunjukkan tingkat kepercayaan konsumen menurun, menunjukan terhadap kondisi ekonomi negara ke depannya. Mereka jadi cenderung lebih hati-hati untuk belanjain uang.
Kebijakan yang memengaruhi masalah ini
Kementerian/Lembaga yang bertanggung jawab



Komisi di DPR yang mengawasi

DPR Komisi IX
Kesehatan, Ketenagakerjaan, dan Jaminan Sosial

DPR Komisi XI
Keuangan, Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Sektor Jasa Keuangan

DPR Komisi VI
Perdagangan, BUMN, dan Koperasi