Bagaimana kabar orang dengan disabilitas di Indonesia?
Orang dengan disabilitas gagal berdaya karena negara abai. Lingkungan sosial gak inklusif dan lapangan kerja gak akomodatif.
Indonesia belum ramah buat disabilitas. 2 dari 10 orang dengan disabilitas gak pernah sekolah formal. Alasannya karena jumlah guru pendamping khusus (GPK) untuk bantu disabilitas minim banget. Banyak sekolah juga gak siap untuk sediakan fasilitasnya.
Disabilitas juga susah banget akses pekerjaan layak. Cuma 0,26% pekerja sektor formal adalah disabilitas—upah mereka pun lebih rendah dari pekerja non-disabilitas. Ini bikin kebanyakan dari mereka berwirausaha atau kerja informal. Dari 17 juta disabilitas usia produktif, baru 7,6 juta yang dapat kerja.
Selain itu, lingkungan sosial dan perlindungan hukum belum berpihak ke orang dengan disabilitas. Kekerasan dan perundungan masih sering terjadi. Ditambah, perlindungan kerja buat disabilitas akibat kecelakaan kerja juga belum ada, padahal jumlah korban kecelakaan kerja yang menyebabkan disabilitas meningkat, dari 90 ribuan di tahun 2020 ke 234 ribu di 2021.
Disabilitas bisa jadi alasan seseorang jatuh miskin. Hasil riset 2019 menunjukkan korelasi antara disabilitas dan kemiskinan mencapai 94,93 persen. Ini bukan kebetulan, tapi akibat sistem yang belum inklusif.
Sudah gak dilindungi negara, stigma buruk ke disabilitas juga tinggi. Akibatnya, sehari-hari mereka mengalami perundungan, caci-maki, penolakan, dan perlakuan kasar.
Disabilitas harusnya bisa mengakses hak atas penghidupan yang layak kalau kebijakan lebih inklusif. Karena sebanyak 11,2 juta penyandang disabilitas berada dalam usia produktif.






DPR Komisi VIII
Agama, Sosial, dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak

DPR Komisi IX
Kesehatan, Ketenagakerjaan, dan Jaminan Sosial

DPR Komisi X
Pendidikan, Olahraga, Sains, dan Teknologi